-->

Selasa, 15 Maret 2011

tsunami di jepang melumpuhkan aktifitas di sekitarnyah




Empat gerbong kereta terbalik dan tergeletak pada sisi sudut miring yang rasanya mustahil. Sebuah kapal pesiar terbaring miring. Sementara, sebuah kapal lainnya terletak bagai mainan jungkat-jungkit yang hampir jatuh di tepian dermaga.
Semua alat transportasi tersebut terlempar dari jalurnya akibat kekuatan menghancurkan tsunami, dan difoto dari atas bagaikan mainan yang terserak oleh seorang anak yang telah bosan bermain. Di tempat lain, korban yang ketakutan menunggu untuk diselamatkan di atas sebuah bangunan di Kesennuma, timur laut Jepang, dengan menggunakan tanda SOS raksasa dari seprei.
Sementara penduduk di Rikuzentakata dapat dilihat pada atap sebuah blok apartemen yang seakan telah melewati sebuah penghancuran. Ini adalah adegan-adegan apokaliptik yang ditangkap dari langit di atas timur laut Jepang,  Minggu (13/3/2011).
Empat buah kereta yang membawa ratusan, mungkin ribuan penumpang, hilang setelah gempa. Setidaknya satu adalah kereta 'peluru' berkecepatan tinggi. Operator kereta kehilangan kontak dengan mereka ketika mereka beroperasi melalui garis pantai, Jumat lalu. Perusahaan Kereta Api Jepang Timur mengakui mereka tidak mengetahui berapa jumlah penumpang yang diangkut.
Kesennuma, dekat lepas pantai di sekitar episentrum gempa berkekuatan 9,0, terbakar hebat dan dikabarkan api mulai menyebar di luar kendali. Foto udara kota itu, yang menjadi tempat tinggal bagi 74.000 jiwa, menampakkan seluruh area terkungkung api. Para saksi mengatakan bahwa api disebabkan oleh tsunami yang menerjang mobil-mobil sehingga terjadi kebocoran bahan bakar. Mereka menyebutnya sebagai kota api dan air, apa yang tidak dilahap api ditenggelamkan oleh air.
Pejabat pemerintah mengatakan bahwa jumlah yang tewas akan melambung karena ribuan orang masih belum terhitung. Sekitar 215.000 pengungsi telah diamankan di tempat penampungan darurat.
Nasib warga di flat-flat yang runtuh di Rikuzentakata, juga di pantai timur laut, tidak jelas hingga Sabtu malam. Cuplikan siaran di TV Jepang menunjukkan bahwa menit-menit sebelum tsunami melanda, kota itu tampak sebagai sebuah kota khas Jepang yang berada pada jam-jam sibuk, dengan ratusan mobil di jalan. Kemudian, saat badai tsunami menyapu, seluruh kawasan menyatu jadi laut, menyebabkan banjir yang membuat hanya sedikit orang yang mampu bertahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar